Adenium atau istilah yang sering kita kenal sebagai Jepun Jepang merupakan tanaman yang relatif mudah untuk dibiakkan, tanaman ini pula yang meramaikan kebunku di rumah :), itu sebabnya aku mencari informasi yang berkaitan tentang adenium… akan aku bahas dalam beberapa postingan yah ;)
Biji Adenium
Biji adenium dapat diperoleh
dari penyerbukan bunga secara alami ataupun dengan bantuan manusia. Tentunya
hibrida yang bagus adalah hasil penyerbukan disengaja oleh penangkar yang
kemudian dipilih varietas yang unggul.
Biji dari hasil penyerbukan
alami tidak bisa dikontrol keturunannya sehingga sulit mendapat jenis
pembungaan yang bagus. Biji ini biasa digunakan sebagai batang bawah karena
murah dan sifat bonggol-nya yang bagus masih bisa didapat.
Sifat Biji Adenium
Banyak orang bilang kalau
adenium itu merupakan tanaman gurun. Anggapan ini tidak salah karena memang
tanaman ini ditemukan di daerah gurun. Yang perlu diketahui adalah adenium itu
sebenarnya berasal dari tanaman tropis. Dahulu kala dunia tropis dari adenium
berangsur menjadi gurun. Jenis adenium yang tidak tahan terhadap lingkungan
yang semakin sulit akan mati. Tetapi ada sedikit yang masih bertahan dan
menjadi tumbuhan adenium yang kita kenal sekarang.
Cara yang paling cocok di daerah
gurun untuk menyebarkan keturunan secara generatif
adalah dengan angin. Biji adenium dibekali dengan bulu, berkulit tipis dan
berongga, sehingga mudah melayang terbawa angin. Saat biji masak, maka polong (seed pod) akan pecah dan menghamburkan
biji-biji adenium yang berada di dalamnya. Sepasang polong ini biasanya
menghasilkan 100-150 biji dengan waktu pemasakan sekitar 80 hari. Jumlah isi
per polong sangat tergantung pada kondisi indukan misalnya: besar pohon induk,
nutrisi, jumlah polong yang harus ditanggung, dll.
Biji adenium seperti hal-nya
biji-bijian lain akan tetap berada pada fase dorman sampai dia menemukan tempat
yang cocok bagi pertumbuhannya. Biji adenium yang dorman akan bereaksi terhadap
air. Meresapnya air ke bawah kulit biji adenium akan menyebabkan embrio
menghasilkan suatu hormon. Penyerapan air juga akan membuat jaringan dalam biji
menjadi terhidrasi membentuk enzim. Terbentuknya enzim ini akan memecah
dormansi yang terjadi pada biji adenium.
Setelah masa dorman terlewati,
maka benih mulai hidup dengan melakukan respirasi/bernafas sehingga mengubah
cadangan makanan menjadi energi. Energi ini akan memicu serangkaian reaksi
pembelahan, sehingga tumbuh dan melakukan diferensiasi yang akan membentuk
akar, batang dan daun. Dalam persemaian tersebut, kotiledon (bagian biji yang
berisi cadangan makanan) akan terangkat ke permukaan tanah. Setelah terangkat,
maka kotiledon selain sebagai cadangan makanan, juga berfungsi sebagai organ
fotosintetik.
Ternyata, biji adenium gampang
sekali berkecambah. Namun seringkali ada biji yang tidak mau berkecambah, hal
ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain tingkat kesuburan (fertilitas)
benih, kualitas benih pada penanganan pasca panen, dan karena cara penyemaian
yang kurang tepat.
Kulit tipis yang dimiliki oleh
biji adenium menyebabkan minimnya fungsi perlindungan terhadap embrio di
dalamnya oleh gangguan berupa fisik, biologis, ataupun kimiawi. Tanpa
pengolahan yang benar, maka daya tumbuh biji menjadi sangat berkurang seiring
bertambahnya umur. Jika penanganan seadanya, maka dalam lima bulan, tingkat
pertumbuhan menjadi kecambah hanya tinggal 10% saja. Penghasil benih
berpengalaman akan memebersihkan dan mengeringkan biji agar tidak mudah rusak.
Cara memilih biji yang baik adalah dengan melihat warna biji. Warna yang cerah
merupakan biji yang masih segar, sedangkan biji yang terlalu berumur akan
berwarna coklat kotor.
Media Semai Biji Adenium
Media penyemaian dapat berupa
media apa saja yang biasa dikenal. Biji adenium mudah berkecambah, bahkan di
atas kapas basah, biji adenium dapat berkecambah dengan baik (namun tidak
dianjurkan). Media semai haruslah mampu menyediakan air dan udara. Air haruslah
mudah mengalir ke luar dari media agar dapat tergantikan dengan udara. Media
semai haruslah gembur agar kecambah dapat mendesak media ke atas untuk
memunculkan kotiledon-nya. Jika kotiledon tak dapat muncul ke permukaan, maka
benih akan membusuk, meski telah sempat berkecambah.
Media yang dipakai harus
disesuaikan dengan kebiasaan kita dalam menyemai dan juga ketersediaan bahan.
Pasir, cocopeat, sekam, sekam bakar, serbuk gergaji, daun bambu, dll dapat kita
gunakan sebagi media semai. Biasanya bahan-bahan tersebut dicampur untuk
menghasilkan media yang diinginkan.
Dalam penyemaian, pilih media
yang bisa menahan air. Yang sering digunakan adalah campuran cocopeat, sekam
bakar, dan pasir kasar dengan perbandingan 2:2:1.
Cara Penyemaian Biji Adenium
Kita dapat menggunakan wadah
apapun untuk menyemai, seperti: plug tray, keranjang, pot, polybag, gelas
plastik yang dilubangi, dll asalkan mampu mengalirkan air dengan lancar. Namun
perlu diperhatikan segi kepraktisan, rencana ke depan untuk tanaman tersebut,
dan tentunya juga harga. Yang sering digunakan adalah plug tray karena praktis
dan hasil-nya rapi.
Masukkan media dalam wadah lalu
basahi/siram dengan air. Kemudian lubangi secara rapi menggunakan jari tangan
atau pensil sedalam kurang dari 1 cm. Letakkan biji ke dalam lubang-lubang tadi
secara mendatar/horizontal/tidur. Tutup lubang tersebut dengan media. setelah
benih tertanam, siram secara merata menggunakan semprotan/gembor halus. Tidak
dianjurkan menggunakan gayung atau semacamnya, karena penyiraman yang tak halus
dapat mengangkat biji ke permukaan, sehingga kita harus memasukkannya lagi ke
media. Penyiraman dilakukan sampai ada air mengalir dari dasar wadah semai.
Lakukan pelabelan yang berisi jenis tanaman dan tanggal penyemaian.
Letakkan semaian di tempat yang
mempunyai aliran udara baik dan memperoleh cahaya matahari sekitar 50%. Suhu
yang paling baik adalah antara 20° – 35° C. Cahaya matahari yang terlalu banyak
dapat mengakibatkan malasnya batang untuk memanjang, sedangkan aliran udara
yang baik akan mendukung respirasi benih.
Selama satu minggu, sampai benih
berkecambah dan menampakkan sepasang daun, media harus selalu basah (tapi tidak
becek). Setelah itu, media harus dibiarkan sampai agak kering (tidak sampai
terlalu kering) sebelum dilakukan penyiraman berikutnya. Pemupukan dapat
dilakukan saat bibit sudah berumur 2 minggu. Pemupukan dilakukan dengan melarutkan
sedikit pupuk dalam air siraman. Pupuk yang digunakan merupakan pupuk seimbang
seperti 20:20:20.
http://bijiadenium.com
Semoga
Bermanfaat :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar